Harimurti dalam
Chaer ( 2009 : 110) menyatakan bahwa medan makna (semantic field, semantic
domain) adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian
dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu dan yang
direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Menurut
Parera ( : 138) “Medan makna adalah satu jaringan asosiasi yang rumit
berdasarkan pada similaritas/kesaman, kontak/hubungan, dan hubungan-hubungan
asosiatif dengan penyebutan satu kata”. Kata-kata atau leksem-leksem dalam
setiap bahasa dapat dikelompokkan atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan
kesamaan ciri semantik yang dimiliki kata-kata itu. Umpamanya, kata-kata
kuning, merah, hijau, biru, dan ungu berada dalam satu kelompok, yaitu kelompok
warna. Kata-kata yang berada dalam satu kelompok lazim dinamai kata-kata yang
berada dalam satu medan makna atau satu medan leksikal, yang dimaksud dengan
medan makna (semantic domain, semantic field) atau medan leksikal adalah
seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena
menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta
tertentu. Misalnya, nama-nama warna, nama-nama perabot rumah tangga.
Kata-kata atau leksem-leksem yang mengelompokkan dalam
satu medan makna, bedasarkan sifat hubungan semantisnya dapat dibedakan atas
kelompok medan kolokasi dan medan set. Kolokasi menunjuk pada hubungan
sintagmantik yang terdapat antara kata-kata atau unsur-unsur leksikal itu.
Misalnya, pada kalimat di bawah ini:
Ø Puncak
lereng itu sangat curam dan di sana terdapat lembah yang mengandung lahar panas.
Kata puncak, lereng,
curam, lembah dan lahar merupakan kata-kata dalam satu kolokasi; satu tempat
atau lingkungan. Jadi, kata-kata yang berkolokasi ditemukan bersama atau berada
bersama dalam satu wilayah atau satu lingkungan.
Dalam
pembicaraan tentang jenis makna ada juga istilah kolokasi, yaitu jenis makna
kolokasi. Yang dimaksud di sini adalah makna kata tertentu berkenaan dengan
keterikatan kata tersebut dengan kata yang lain yang merupakan kolokasinya.
Misalnya kata cantik, tampan, dan indah sama-sama bermakna
denotatif ‘bagus’. Tetapi kata tampan memiliki komponen atau ciri makna
[+laki-laki] sedangkan kata cantik memiliki komponen atau ciri makna
[-laki-laki]; dan kata indah memiliki komponen atau ciri makna
[-manusia]. Oleh karena itulah, ada bentuk-bentuk pemuda tampan, gadis cantik,
lukisan indah.
Kalau kolokasi menunjuk pada hubungan
sintagmatik karena sifatnya yang linear maka set menunjuk pada hubungan
paradigmatik karena kata-kata atau unsur-unsur yang berada dalam satu set dapat
saling menggantikan. Kelompok set menunjuk pada hubungan paradigmatik, karena
kata-kata yang berada dalam satu kelompok set itu saling bisa disubstitusikan.
Sekelompok kata yang merupakan satu set biasanya mempunyai kelas yang sama, dan
tampaknya juga merupakan satu kesatuan. Setiap unsur leksikal dalam satu set
dibatasi oleh tempatnya dalam hubungan dengan anggota-anggota dalam set
tersebut. Misalnya kata remaja merupakan tahap pertumbuhan antara
kanak-kanan dengan dewasa; sejuk adalah suhu diantara dingin dengan hangat.
Contoh Set:
|
Pengelompokan
kata kolokasi dan set ini besar artinya bagi kita dalam memahami konsep-konsep
budaya yang ada dalam suatu masyarakat bahasa. Pengelompokan kata kolokasi dan
set dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai teori medan makna. Oleh
karena itu secara semantik diakui bahwa pengelompokkan kata atau unsur-unsur
leksikal secara kolokasi dan set hanya menyangkut satu segi makna. Makna
seluruh tiap kata atau unsur leksikal itu perlu dilihat dan dikaji secara
terpisah dalam kaitannya dengan penggunaan kata atau unsur leksikal tersebut di
dalam pertuturan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar